Kamis, 17 November 2011





MORRIS???
GOD BLESS US




Baca Selengkapnya :)

Minggu, 13 November 2011

Arti Warna Coklat




Merupakan warna netral yang natural, hangat, membumi dan stabil, menghadirkan kenyamanan, memberi kesan anggun dan elegan. Dapat memberi keyakinan dan rasa aman, warna yang akrab dan menenangkan, bisa mendorong komitmen, namun bisa menjadi berat dan kaku bila terlalu banyak.
apapun warna pakaian yang kita kenakan, tujuan kita hanya satu yaitu untuk memuliakan YESUS Tuhan kita yang kekal,.

Baca Selengkapnya :)

Sabtu, 12 November 2011




Bagaimana saya dapat menjadi anak Allah?


Jawaban: “Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;” (Yohanes 1:12)

“Anda harus dilahirkan kembali”
Ketika dikunjungi oleh Nikodemus, sang pemimpin agama, Yesus tidak segera menjamin dia masuk surga. Sebaliknya Yesus mengatakan, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seseorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah." (Yohanes 3:3). Pertama kalinya seseorang dilahirkan dia mewarisi natur dosa yang bersumber dari ketidaktaatan Adam di Taman Eden. Tidak ada yang mengajarkan seorang anak bagaimana berdosa. Secara alamiah dia mengikuti keinginannya yang salah dan menghasilkan dosa-dosa seperti berbohong, mencuri, dan membenci. Bukannya menjadi seorang anak Allah, dia justru menjadi anak durhaka dan kemurkaan.

Bagaimana saya dapat menjadi anak Allah?

Pertanyaan: Bagaimana saya dapat menjadi anak Allah?

Jawaban: “Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;” (Yohanes 1:12)

“Anda harus dilahirkan kembali”
Ketika dikunjungi oleh Nikodemus, sang pemimpin agama, Yesus tidak segera menjamin dia masuk surga. Sebaliknya Yesus mengatakan, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seseorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah." (Yohanes 3:3). Pertama kalinya seseorang dilahirkan dia mewarisi natur dosa yang bersumber dari ketidaktaatan Adam di Taman Eden. Tidak ada yang mengajarkan seorang anak bagaimana berdosa. Secara alamiah dia mengikuti keinginannya yang salah dan menghasilkan dosa-dosa seperti berbohong, mencuri, dan membenci. Bukannya menjadi seorang anak Allah, dia justru menjadi anak durhaka dan kemurkaan.

“Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu. Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka. Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain.” (Efesus 2:1-3)

Sebagai anak-anak yang dimurkai kita pantas untuk terpisah dari Tuhan di dalam neraka. Syukurlah bagian Alkitab ini berlanjut, “Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita—oleh kasih karunia kamu diselamatkan—” (Efesus 2:4-5).

Bagaimana kita dihidupkan kembali dengan Kristus/dilahirkan kembali/dijadikan anak Allah? Kita harus menerima Yesus!

Menerima Yesus.
“Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;” (Yohanes 1:12). Bagian ini dengan jelas menegaskan bagaimana seseorang dapat menjadi anak Allah. Kita harus menerima Yesus dengan percaya kepadaNya. Apakah yang harus kita percayai mengenai Yesus?

Pertama-tama, kita harus mengakui bahwa Yesus adalah Anak Allah yang kekal yang telah menjadi manusia. Dilahirkan oleh anak dara Maria melalui kuasa Roh Kudus, Yesus tidak mewarisi natur dosa Adam. Karena itu Dia digelari Adam yang kedua (1 Korintus 15:22). Kalau ketidaktaatan Adam membawa kutukan dosa ke dalam dunia, kehidupan Kristus yang sempurna menutupi kehidupan kita yang berdosa. Respon kita adalah menyesal (berbalik dari dosa), dan percaya pada kehidupanNya yang sempurna untuk memurnikan kita.

Kedua, kita harus beriman kepada Yesus sebagai Juruselamat. Rencana Allah adalah mengorbankan AnakNya yang sempurna di atas salib untuk membayar hukuman yang kita pantas peroleh karena dosa kita. Bagi yang menerima Dia kematian Kristus membebaskan mereka dari hukuman dan kuasa dosa.

Akhirnya, kita harus mengikuti Yesus sebagai Tuhan. Setelah membangkitkan Kristus sebagai Pemenang atas dosa dan kematian, Allah memberiNya segala kuasa (Efesus 1:20-23). Yesus memimpin semua yang percaya kepadaNya; Dia akan menghakimi semua yang menolak Dia (Kisah Rasul 10:42).

Melalui anugrah Allah yang memberi kita penyesalan dan iman kepada Juruselamat dan Tuhan, kita dilahirkan kembali kepada hidup yang baru sebagai anak Allah. Hanya mereka yang percaya pada Yesus – bukan hanya sekedar mengetahui tentang Dia, namun bersandar padaNya untuk keselamatan, tunduk kepadaNya sebagai Tuan, dan mengasihi Dia sebagai harta yang paling berharga – yang menjadi anak Allah.

Menjadi anak Allah
“Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.” (Yohanes 1:12-13)

Sama halnya kita tidak berbuat apa-apa dalam kelahiran kita secara alamiah, kita tidak dapat membuat diri kita lahir ke dalam keluarga Allah dengan berbuat baik atau menghasilkan iman dengan kemampuan diri sendiri. Sebagaimana dikatakan oleh ayat-ayat tsb. di atas, Allah adalah yang “memberi kuasa” berdasarkan kemurahanNya. “Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah,” (1 Yohanes 3:1). Oleh karena itu anak Allah hanya membanggakan Tuhan (Efesus 2:8-9).

Seorang anak bertumbuh besar mirip orangtuanya. Demikian pula Allah menghendaki anak-anakNya menjadi makin serupa dengan Yesus Kristus. Sekalipun kita akan menjadi sempurna hanya saat kita berada di surga, anak Allah tidak akan terus menerus hidup dalam dosa dan tidak menyesalinya. “Anak-anakku, janganlah membiarkan seorangpun menyesatkan kamu. Barangsiapa yang berbuat kebenaran adalah benar, sama seperti Kristus adalah benar; barangsiapa yang tetap berbuat dosa, berasal dari Iblis, sebab Iblis berbuat dosa dari mulanya. Untuk inilah Anak Allah menyatakan diri-Nya, yaitu supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu. Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah. Inilah tandanya anak-anak Allah dan anak-anak Iblis: setiap orang yang tidak berbuat kebenaran, tidak berasal dari Allah, demikian juga barangsiapa yang tidak mengasihi saudaranya.” (1 Yohanes 3:7-10)

Jangan salah, anak Allah tidak dapat “dibuang” karena berbuat dosa. Namun seseorang yang “membiasakan diri” berdosa (terus menerus menikmati dosa tanpa memerdulikan mengikuti Yesus dan firmanNya) menunjukkan bahwa dia tidak pernah betul-betul lahir kembali. “Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu.” (Yohanes 8:44). Di sisi lain, anak-anak Allah tidak akan menikmati kesenangan dosa tapi selalu mau mengenal, mengasihi dan memuliakan Bapa mereka.

Pahala dari menjadi anak Allah tidaklah ternilai. Sebagai anak Allah kita adalah bagian dari keluargaNya (gereja), dijanjikan kediaman di surga, dan diberi hak untuk menghampiri Allah sebagai Bapa dalam doa (Efesus 2:19; 1 Petrus 1:3-6, Roma 8:15).

Sambutlah panggilan Allah untuk menyesali dosa dan percaya pada Kristus. Jadilah anak Allah hari ini!

Apakah Anda membuat keputusan untuk menerima Kristus karena apa yang Anda baca di sini? Jika demikian, klik pada tombol “Saya telah menerima Kristus pada hari ini” di bawah.

Baca Selengkapnya :)